Fiksi

Sabtu, 02 Maret 2013

MERAH JAMBU


When I broke up, that was just two years ago.
Pengalaman yang hampir setiap orang mengalaminya, namun dengan alasan dan penanganan yang berbeda. Ya, dan aku tergolong ke dalam the brokenhearted yang getol menikmati kepatahhatianku selama hampir dua tahun. Alasannya jelas: sedikit pun belum bisa melupakannya. Kami putus, lebih tepatnya ia yang memutuskan hubungan. Padahal belum ada seumur jagung kami bersama dalam ikatan.

Sabtu, 16 Februari 2013

Inilah salah satu PESONA BAHARI di JEPARA

Suasana sunset di Pantai Kartini Jepara

Akuarium Kura-kura
Objek Wisata Pantai Kartini terletak 2,5 km ke arah barat dari Pendopo Kabupaten Jepara. Objek wisata ini berada di Kelurahan Bulu Kecamatan Jepara.

Berbagai sarana pendukung seperti dermaga, sebagian akuarium kura-kura, motel, permainan anak-anak (komidi putar, mandi bola, perahu arus), dan lain-lain telah tersedia untuk para pengunjung. Suasana di sekitar pantai yang cukup sejuk memang memberikan kesan tersendiri buat pengunjung sehingga tempat ini sangat cocok untuk rekreasi keluarga atau acara santai lainnya. Di tempat ini pula para pengunjung dapat melepaskan lelah dengan duduk-duduk di bawah gazebo sambil menghirup udara segar bersama terpaan angin laut.

Di sana juga terdapat deretan toko penjaja souvenir kerajinan laut.
Kawasan dengan luas lahan 3,5 ha ini merupakan kawasan yang strategis karena sebagai jalur transportasi laut menuju objek wisata Taman Laut Nasional Karimunjawa dan Pulau Panjang. Sekarang juga sudah tersedia sarana transportasi ke Karimunjawa dari dermaga Pantai Kartini yaitu KMP. MURIA (waktu tempuh 6 jam) dan Kapal Cepat KARTINI I (waktu tempuh 2,5 jam).

Hmmm.. mari berwisata bahari ke Jepara. ^-^

Sabtu, 22 Desember 2012

Sketsa


Sisa malam. Beku dan kelam.
Ini waktu yang paling tepat untuk mengingat segala sesuatu yang mungkin sebelumnya sama sekali tak terpikirkan. Segalanya akan tergambar jelas ketika kesunyian jadi kawan bicara. Bahagia, duka, kecewa, putus asa, sampai ingin mati yang tiba-tiba mengutuk perasaan. Tapi, apa kau pernah berpikir kalau terkadang yang terlintas di otakku secara tak terduga adalah keinginan untuk membunuhmu?
Sudah lama kau menjadi manusia yang melengkapi hidupku dan keluargaku. Pertemuan yang tak pernah sekali pun kuduga sebelumnya. Kita berjabat tangan. Tepatnya, kau dengan tatapan birahimu meraih tanganku untuk kaupaksa berjabat.
Bapak tiri menggauli anak tiri.

Senin, 05 Maret 2012

Milikmu Juga, Milikku Juga


                Jalan ini jalan bersama, kau boleh melindas sesukanya. Tapi ini milikku juga. Tuliskan saja cerita menarik di bukumu tentang jalan bersama tentang cinta bersama tentang ancaman yang meminta kita tetap bersama. Tentang hidup. Masjid ini masjid bersama, kau patut bersujud tiap waktu, dekat dan tunduk kepada Tuhanmu (Tuhanku juga), dosa yang kausesali, khilaf yang kausadari. Tapi ini milikku juga yang sering berdosa juga yang terhasut kefanaan dunia yang kusesali yang kuratapi. Dan langit ini langit bersama, kautarik napas dengan udara yang kuhirup, kaunikmati bintang saat kubahasakan sinarnya dalam sajak. Lalu kaunikmati sajakku pada malam pada sinaran bintang yang kaukagumi. Jadi malam pun milik bersama. Milikmu, milikku. Cinta pada jalan, masjid, bulan, dan malam, adalah cinta padamu. Cinta yang menuntut hidup bersama. Cinta yang tak sempat memikirkan ego sendiri. Cinta yang dimiliki bersama. Cinta yang kau dan aku mencintainya. Cinta yang memandu kita hidup bijaksana.

              12 Apr ‘10  

Senin, 20 Februari 2012

Lipatan Kenangan dalam Kopi

Melihat cangkir ini membuat ingatan berlali menuju berpuluh-puluh cangkir yang bibirnya telah kita kecup dan isinya kita teguk, membuatku mabuk. Kenangannya menggairahkan. Kemesraan di sela-sela tegukan kopi yang manis dalam tawa renyah dan cerita-cerita konyol. Barangkali dalam keremangan malam kita saling mengecup di tengah kesibukan kita mengecupi bibir cangkir kopi. Sama-sama terasa manis, tapi ketika kita saling mengecup tak ada kegetiran sama sekali, seperti pahit rasa asli kopi.

Berlama-lama dengan cangkir kopi pada sebuah malam yang dingin tak pernah jadi masalah. Itu yang kukenangkan. Hingga kita sampai pada malam seperti ini, masing-masing menikmati detak waktu dalam suasana menyedihkan. Baiklah, aku bisa menerima keputusan ini.