Fiksi

Selasa, 31 Januari 2012

Sejarah Pangeran dan Ratu Kalinyamat


Relief pada makam Ratu Kalinyamat di Masjid Mantingan
Nama asli Ratu Kalinyamat adalah Retna Kencana, puteri Trenggana, raja Demak (1521-1546). Pada usia remaja ia dinikahkan dengan Pangeran Kalinyamat.




Pangeran Kalinyamat berasal dari luar Jawa. Sebenarnya terdapat berbagai versi tentang asal-usulnya. Masyarakat Jepara menyebut nama aslinya adalah Win-tang, seorang saudagar Tiongkok yang mengalami kecelakaan di laut. Ia terdampar di pantai Jepara, kemudian berguru pada Sunan Kudus.
Versi lain menyebutkan bahwa Win-tang berasal dari Aceh. Nama aslinya adalah Pangeran Toyib, putera Sultan Mughayat Syah raja Aceh (1514-1528). Toyib berkelana ke Tiongkok dan menjadi anak angkat seorang menteri bernama Tjie Hwio Gwan. Nama Win-tang adalah ejaan Jawa untuk Tjie Bin Thang, yaitu nama baru Toyib.
Win-tang dan ayah angkatnya kemudian pindah ke Jawa. Di sana Win-tang mendirikan desa Kalinyamat yang saat ini berada di wilayah Kecamatan Kalinyamatan, sehingga ia pun dikenal dengan nama Pangeran Kalinyamat. Ia berhasil menikahi Retna Kencana, sehingga istrinya itu kemudian dijuluki Ratu Kalinyamat. Sejak itu, Pangeran Kalinyamat menjadi anggota keluarga Kerajaan Demak dan memperoleh gelar Pangeran Hadiri.
Pangeran dan Ratu Kalinyamat memerintah bersama di Jepara. Tjie Hwio Gwan, sang ayah angkat, dijadikan patih bergelar Sungging Badar Duwung yang juga mengajarkan seni ukir pada penduduk Jepara.

Kematian Pangeran Kalinyamat


Pada tahun 1549 Sunan Prawata raja keempat Demak mati dibunuh utusan Arya Penangsang, sepupunya yang menjadi bupati Jipang. Ratu Kalinyamat menemukan keris Kyai Betok milik Sunan Kudus menancap pada mayat kakaknya itu. Maka, Pangeran dan Ratu Kalinyamat pun berangkat ke Kudus minta penjelasan.

Sunan Kudus adalah pendukung Arya Penangsang dalam konflik perebutan tahta sepeninggal raja Trenggana (1546). Ratu Kalinyamat datang menuntut keadilan atas kematian kakaknya. Sunan Kudus menjelaskan semasa muda Sunan Prawata pernah membunuh Pangeran Sekar Seda Lepen ayah Arya Penangsang, jadi wajar kalau ia sekarang mendapat balasan setimpal.
Ratu Kalinyamat kecewa atas sikap Sunan Kudus. Ia dan suaminya memilih pulang ke Jepara. Di tengah perjalanan, mereka dikeroyok anak buah Arya Penangsang. Pangeran Kalinyamat tewas. Konon, ia sempat merambat di tanah dengan sisa-sisa tenaga, sehingga oleh penduduk sekitar, daerah tempat meninggalnya Pangeran Kalinyamat disebut Desa Prambatan.
Menurut cerita, selanjutnya dengan membawa jenazah Pangeran Kalinyamat, Ratu Kalinyamat meneruskan perjalanan sampai pada sebuah sunga. Darah yang berasal dari jenazah Pangeran Kalinyamat menjadikan air sungai berwarna ungu, kemudian daerah tersebut dikenal dengan nama Kaliwungu. Berjalan ke b aratdalam kondisi lelah Ratu Kalinyamat melewati Pringtulis. Karena lelah, ia berjalan sempoyongan (moyang-moyong) di tempat yang sekarang dikenal dengan nama Mayong. Akhirnya sampai di Purwogondo, yaitu tempat di mana keluarnya bau dari jenazah yang dibawa Ratu Kalinyamat. Kemudian melewati Pecangaan dan sampai di Mantingan.

Source: http://id.wikipedia.org/wiki/Ratu_Kalinyamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar